Follow Me

Selasa, 07 Juni 2016

Kelakuan “Buruk” Orang Indonesia Di Atas Pesawat

Meme tentang penumpang pesawat Indonesia
Meme tentang penumpang pesawat Indonesia
Postingan ini sebenarnya dibuat bukan untuk men-deskreditkan orang-orang Indonesia saat menjadi penumpang pesawat. Tulisan ini lebih kepada supaya kita semua yang hobi travelling, hobi keliling dan hobi jalan-jalan bisa sama-sama belajar untuk lebih tertib berada di dalam pesawat. Tak semua penumpang Indonesia kok yang begini tapi beberapa memang pernah kami temukan sendiri saat terbang dari satu daerah ke daerah lain. Kelakukan beberapa penumpang luar negeri juga banyak yang lebih ancur dari ini tapi nanti saya akan bahas di postingan lainnya.
Beberapa kali terbang baik itu dengan maskapai Garuda Indonesia, Lion Air, Airfast Indonesia dan Air Asia memang membuat beberapa kali saya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat beberapa ulah dan oknum para traveler atau mungkin lebih tepatnya disebut penumpang pesawat. Tingkah aneh mereka ini ada yang membuat emosi, ada pula yang membuat geram dan kalau boleh dikata sedikit memalukanlah.
Kami tergelitik menulis ini setelah beberapa saat sebelumnya membaca kasus tiga orang yang menumpangi Garuda Indonesia harus ditahan ototritas bandara setelah melakukan pele*ehan se**ual ketika di tawari minuman di dalam pesawat. Berikut ini saya coba rangkumkan beberapa hal-hal buruk dan memalukan yang pernah kami lihat sendiri.

Berjalan Saat Pesawat Sudah Hampir Mendarat

Pengalaman ini saya alami saat melakukan penerbangan dengan Garuda Indonesia di kisaran tahun 2014 dari Makassar ke Jakarta. Seorang penumpang yang sok ngartis berdiri dan berjalan dari kursinya hendak menuju ke toilet saat pesawat sudah hampir akan mendarat. Kenapa saya bilang dia sok ngartis ya karena dandanannya itu luar biasa. Rambut panjang lurus seakan habis nyalon, baju hitam sebatas pahu tanpa lengan, pake sepatu tinggi.
Udah gitu dengan santainya ia berdiri menuju toilet dengan sedikit mendaki karena pesawat sudah dalam posisi manuver untuk mendarat. Seluruh penumpang pesawat berteriak untuk menyuruh si perempuan sok ngartis ini untuk segera duduk. Mengetahui bahwa ia sedang diperingkatkan barulah kemudian ia duduk.

Mengambil Peralatan Makan

Tahun 2015 akhir, saya menggunakan pesawat Garuda Indonesia dari Makassar menuju ke Jogjakarta. Di dalam pesawat ada sedikit pertengkaran antara pramugari dan juga penumpang pesawat yang saya duga merupakan ibu ibu sosialita kelas RT atau RW.
Saat itu, seperti biasa seterlah terbang dari Sultan Hasanuddin Makassar, para pramugari membagikan makanan untuk para penumpang. Sebagai maskapai full service, mendapatkan makanan tentu sangat menyenangkan. Para penumpang tak bersuara saat melahap makanan.
Tapi apa yang terjadi di kursi sebelah saya ternyata berbeda. Usai makan, dua ibu ibu sosialita itu langsung membersihkan sendok dan garpu yang merupakan milik maskapai penerbangan Garuda. Alih-alih menaruh dan merapikan kembali sendok dan garpu ke dalam kotakan makanan, Sendok dan Garpu itu mendarat di dalam tas para ibu-ibu ini.
Setelah makan, pramugari kemudian melakukan pengumpulan sisa makanan, sadarlah mereka bahwa sendok dan garpu sudah menghilang dari kotakan makanan dua ibu ini. Akhirnya pramugari ini kembali meminta agar dua ibu ini mengembalikan sendok dan garpu yang mereka sembunyikan di tas. Setelah terjadi perdebatan panas barulah kemudian sendok dan garpu kembali setelah dua ibu ibu ini misuh misuh kepada kedua pramugari.

Menaruh Sisa Makanan Di Lantai

Seorang bapak dengan dandanan parlente duduk di sebelah kami saat kami melakukan travelling ke Kendari. Saat itu kami menumpangi Garuda Indonesia dari Sultan Hasanuddin Makassar ke Haluoleo Kendari. Untuk penerbangan yang di bawah satu jam, Garuda Indonesia memang tetap memberikan full service tapi bukan makanan berat melainkan kotakan yang berisi minum, roti dan kue.
Si bapak ini bukannya membereskan sisa makanannya berupa plastik pembungkus makanan, botol sisa minuman dan dimasukkan ke dalam plastik malah semuanya di taruh di lantai. Akhirnya sampah sampah ini sempat berserakan dimana-mana dan membuat para pramugari marah. Dandanan sih boleh parlente tapi kalau kelakuan desa ya tetap aja desa sih ya.

Mengganggu Penumpang Lain

Kalau yang ini mungkin jadi salah satu hal yang pernah menggangu saya dalam acara travelling saya dengan menggunakan pesawat. Dalam penerbangan dari Makassar ke Kendari dengan Garuda Indonesia, saya dan beberapa penumpang lain sempat emosi dengan tiga orang bapak yang mengganggu penumpang lain dengan sangat tidak sopan.
Ceritanya, seorang ibu membawa seorang bayi yang perkiraan saya baru berumur kurang lebih sekitar 1-1,5 tahun. Di dalam pesawat, Si Bayi yang tidak merasa nyaman ini terus menangis sejak pesawat berangkat sampai mendarat. Si ibu sudah berusaha untuk mendiamkan sang bayi karena saya yakin dia saja terganggu apalagi penumpang lain.
Kami beberapa penumpang yang duduk di sekitar sang ibu dan bayi mencoba membantu. Ada yang tepuk tepuk tangan, ada yang cilukba, ada yang bahkan mengambil si bayi dan di ajak jalan jalan di lorong pesawat namun si bayi tetap menangis.
Kesabaran kami mulai terusik saat tiga orang bapak yang duduk di belakang saya mulai berulah. Bukannya menolong mereka malah merkeruh suasana dengan berkata
“oh, pantesan anaknya gak mau berhenti nangis, kayaknya itu bukan ibunya deh,”
“Mungkin ini anaknya diculik ya,”
Kata-kata itu terus diucapkan dan diulang ulang sampai pesawat mendarat. Untung saja, si ibu sangat sabar dan tidak terpengaruh. Menurut kami, kalau tidak bisa membantu keadaan di pesawat ada baiknya anda diam daripada bikin rusuh dan buat penumpang lain tidak nyaman.

Menggunakan Handphone Saat Di Dalam Pesawat

Kalau tragedi ini sih sudah sering saya temui di hampir semua penerbangan. Orang Indonesia terlalu penuh dengan kekeluargaan yang kuat. Pesawat sudah ancang ancang mau terbang masih ada juga orang di pesawat yang masih menghidukan selfphonenya.
“Ayah dah mau terbang nih, see you son in Jogja,”
Saat peswat masih dalam jalur untuk parker, beberapa orang sudah menyalakan handphone masing-masing dan bahkan ada yang menelepon.

“Ibu baru saja tiba di Soekarno Hatta, nanti tunggu ibu di pintu keluar terminal 3 ya.!”
next article
Posting Lama



Posting Komentar

Nama

Email *

Pesan *