Lion Air yang sedang parkir |
Selain terbang
dengan maskapai sekelas Garuda Indonesia. Saya sebenarnya tidak anti terbang
dengan maskapai-maskapai low cost atau berbudget rendah. Intinya saat saya
terbang selalu menyesuaikan dengan kondisi keuangan. Saat lagi ada rezeki
meskipun tidak banyak dan saya harus traveling dan keliling kemana mana saya
usahakan selalu mengecek harga tiket. Bila dalam satu kesempatan saat mau
memesan tiket harga penerbangan antara maskapai A dengan Garuda Indonesia hanya
berbeda 100.000-an. Saya memilih untuk naik Garuda Indonesia.
Apabila ternyata selisih di atas 150-an. Saya mau
tidak mau terpaksa naik penerbangan yang lebih murah meriah. Yang penting
sampai. Masalah si maskapai begini dan begitu, itu nanti saja. Lion Air ini menjadi pilihan berikutnya kalau mau terbang. Biasanya karena rutenya banyak dan harga kadang-kadang bisa lebih murah dari Garuda Indonesia (Baca Juga : Pengalaman Terbang Dengan Garuda Indonesia)
Lion Air : “Lion Air Mohon Maaf Atas Keterlambatan Ini”
Lion Air yang sedang parkir di Bandara Halu Oleo Kendari |
Maskapai yang sering sekali jadi pelabuhan
terakhir saya untuk terbang adalah Lion Air. Pengalaman terbang dengan
maskapai ini sebenarnya biasa-biasa saja. Tidak ada yang menarik menurut saya.
Banyak berita di luar yang mengatakan bahwa maskapai ini sering telat. Ya harus diakui sih memang maskapai ini
sering sekali telat. Telat 30 menit sih mugkin biasa, telat sampai 2 jam itu
yang luar biasa.
Saat harus terbang dengan connecting flight saya
selalu was-was dengan maskapai ini. Setiap saya turun di sebuah bandara maka
saya akan coba mengamati saat turun apakah di gerbang yang sering dipakai Lion
Air untuk menaikan penumpang apakah ada kotakan nasi atau snack Lion Air. Kalau
ada berarti ada ciri-ciri pesawat akan delay.
Kalau sudah dikasih nasi kotakan, jangan harap delay-nya akan 30
menitan. Beberapa kali saya harus merasakan suara “kedisiplinan” saya di
bungkam hanya dengan nasi kotakan atau ucapan “Lion Air mohon maaf atas
keterlambatan ini” .
Itulah mengapa saat akan naik maskapai ini
biasanya saya akan melihat kondisi perjalanan saya. Apabila perjalanan ini
membutuhkan waktu saya untuk tepat waktu maka saya lebih memilih naik maskapai
penerbangan lain. Kalau masih boleh dikatakan nyantai, maka Lion Air jadi
pilihan yang bagus.
Misalnya pada tanggal 13 Desember 2015 kemarin
saya sudah memesan tiket dengan tujuan Jogjakarta ke Makassar. Saat itu harga
tiket luar biasa mahal. Tiket Garuda dengan tujuan yang sama berharga nyaris
sejuta lebih. Kebetulan saya dapat tiket Lion di harga 750.000-an jadilah saya
ambil. Penerbangan Lion ke Makassar dari Jogja sendiri ada pada pukul 16:00.
Saya piker masih aman karena jam 10:00 malam saya sudah harus check in untuk
terbang lagi. Ternyata pas check-in pada pukul 14:00 diumumin kalau penerbangan
saya yang awalnya jam 4 akan delay sekitar 2 jam.
Jadilah saya bahagia sekali karena dengan demikian
saya masih bisa keluar bandara menghabiskan dua jam berharga ketimbang saya
harus menunggu lama di Makassar.
Lion Air : Situ Yang Telat Gua Yang Ditinggal
Online Ticket penerbangan dengan Lion Air |
Januari Tahun
2014, Alhamdulillah saya beruntung diberikan umur panjang oleh Allah SWT. Saya
diberikan nikmat yang luar biasa dengan dipanggil untuk mengunjungi tanah suci.
Pengalaman ke tanah suci ini nanti
akan saya ceritakan pada kesempatan yang lain dan tulisan yang lain.
Intinya saat mencari travel untuk panggilan mulia
ini saya mencoba untuk memperhitungkan kondisi keuangan. Akhirnya saya
memilih paket penerbangan dengan Lion Air dan satu kamar berempat. Penerbangan
berangkat ke tanah suci dengan Lion Air lancer lancar saja. Pulang dari tanah
suci dengan maskapai yang sama. Ujian datang dari Allah untuk saya.
Saat sudah naik ke atas pesawat. Kami ternyata
batal berangkat kaena saat itu ternyata ada kerusakan mesin. Saat itu kami
terjebak dalam pesawat nyaris hampir empat jam. Oke, saat itu saya mulai
was-was karena setibanya di Soekarno Hatta saya harus melajutkan penerbangan
dengan maskapai yang sama pada pukul 13:00. Saya berfikir baik saja bahwa
semuanya akan baik baik saja.
Kami tiba di Jakarta kurang lebih sekitar pukul
10:30. Setelah kemudian menyelesaikan urusan imigrasi dan lain sebagainya kami
langsung di antar oleh bus Travel Agent ke terminal domestic. Ada beberapa
orang di dalam bus karena beberapa lainnya akan menuju ke Balikpapan, Lampung dsb.
Hanya saya sendiri penumpang ke Jogja.
Saat memasuki counter check inilah kesabaran saya
di uji. Soalnya kami tiba check ini jam
13:00 waktu pesawat sudah akan berangkat. Diantar oleh salah seorang
wakil dari travel agents ia membantu saya untuk melakukan check in. Harap
dicatat bahwa tiket pesawat Lion Air Jakarta Jogja ini sudah dipesan sekian
lama bersamaan dengan pembayaran seluruh pelunasan biaya umroh.
Sesampai di
kantor check in Lion Air. Saat itulah saya mendengar keributan antara si
petugas Travel Agents dan orang di counter Check in.
“Kok bisa udah
berangkat, kami juga telat karena penerbangan dari Jeddah ke Jakarta telat
hamper empat jam. Tanggung jawab kalian dimana.?” Kata si Orang Travel.
“Maaf pak,
pesawatnya sudah penuh.” Ujar si
Mas-nya orang Lion Air.
“Bagaimana bisa penuh, tiket ini udah di bayar
jauh hari. Bagaimana bisa penuh. Harusnya kalian tanggung jawab.”
Saya memang saat itu meminta kepada pihak travel
agent agar saat kembali ke Indonesia untuk segera menerbangkan saya ke Jogja.
Hal itu dikarenakan saya harus konsultasi dengan dokter bedah untuk persiapan
operasi. Dan si dokter ini hanya praktek seminggu sekalli. Padahal jadwal cuti
saya terbatas.
Alhasil perdebatan masalah pesawat Lion Air yang
sudah berangkat ini tidak selesai. Meski si pihak Travel Agents sudah mencak
mencak dan bahkan marah marah di kantor ruang Lion Air, penanggung jawabnya pun
tak bisa apa-apa.
Akhirnya penerbangan saya ke Jogjakarta diganti
pada pukul 17:00. Saat itu saya Cuma mencoba bersabar sembari kadang mengumpat
“Situ yang telat, gua yang ditinggal.”
Lion Air : Penerbangan Enak Tapi Monoton
Penumpang berjejal menunggu di Pintu 5 Bandara Sultan Hasanuddin karena Lion Air Terlambat |
Terbang dengan
Lion Air boleh dikata cukuplah enak. Mereka punya banyak armada yang baru baru.
Sehingga menurut saya terkesan lebih baik dan sedikit lebih nyaman meskipun kemudian
banyak cerita cerita aneh dari banyak penumpang mulai dari cerita seorang
penumpang dari Denpasar yang sudah terbang kemudian harus kembali ke Denpasar
karena ternyata pintu tidak terkunci sempurna dan banyak cerita lain lagi
tentang Lion Air.
Dengan
maskapai baru, sudah jelas kita mendapatkan kursi baru juga. Sayang, kursi Lion
air init k senyaman dengan Garuda. Jarak satu kursi dengan lain terlalu sempit
sehingga jika duduk di dekat lorong, siap-siapa saja tuh digangguin dengan
orang yang bolak balik mau kencing.
Meskipun dalam
urusan pramugari maskapai yang identik dengan warna merah dan putih ini lebih
muda dan lebih fresh namun jika dibandingkan dengan pramugari Garuda saya piker
mereka mesti lebih banyak belajar. Menurut saya pramugari maskapai Lion Air ini
masih kuranng dalam pelayanan. Coba bayangin lagi mencari tempat duduk kemudian
disuruh cepat cepat oleh sang Praugari.
“Duduk dulu pak, bagasinya nanti aja.”
Mending dibantuin, nah ini meeka Cuma ngeliat
doang.
Terbang dengan Lion Air juga siap siap harus bosan
dah. Apalagi untuk penerbangan rute panjang. Pasalnya, Lion Air tak menyediakan
makanan, tak ada hiburan, majalah mereka Lion Magz juga kurang oke menurut
saya. Makanya kalau rute lama saran saya adalah anda mesti beli makan dan minum
sendiri ketimbang nanti anda kelaparan di atas awan.
Udah tak menyediakan makanan ditambah lagi ada
pramugari jualan di tengah perjalanan. Kapan lagi coba terbang sembari
berasa di Mall.
Lion Air : Paling Sering Buat Penumpang Adu Mulut
Penumpang adu mulut dengan pihak Lion Air karena Lion Air tak kunjung terbang sejak pagi |
Beberapa kali
saya mendengar di beberapa daerah dimana para penumpang beradu mulut dengan
pihak Lion Air gara gara masalah jadwal yang delay berjam-jam tanpa kepastian.
Saya berfikir itu merupakan satu hal yang mungkin di lebih-lebihkan sampai
kemudian saya sendiri melihat kondisi tersebut dengan mata kepala saya sendiri.
Saat itu saya berangkat dari Kendari ke Makassar tanggal 24 Oktober 2015 dan
Indonesia lagi krisis asap akibat kebakaran hutan dimana-mana.
Ternyata saat
itu Bandara Udara Halu Oleo Kendari dipenuhi sesak dengan penumpang Lion Air.
Usut punya usut setelah saya bertanya kesalah satu calon penumpang maskapai ini
dikatakan bahwa semenjak pagi tidak ada penerbangan lior yag terbang ke
Makassar. Jadilah penumpang menumpuk di Bandara.
Alasan utama
dari tidak adanya penerbangan Lion yang singgah di Kendari adalah karena jarak
pandang sangat pendek. Hal ini membuat pesawat tidak bisa mendarat sesuai UU
Penerbangan. Nah ternyata jam setengah lima sore pesawat Garuda Indonesia
berhasil mendarat. Sontak mendaratnya burung besi dari maskapai terbesar di
Indonesia ini membuat calon penumpang Lion Air kesal dan segera keriuhan di
bandara memuncak dengan adu mulut. Sementara saya sendiri bye-bye lanjut ke Makassar.
Kesan Terbang Dengan Lion Air
Kesan terbang
dengan Lion Air sebenarnya sih selama ini bagus bagus saja. Masalah pelayanan
yang menurut saya kurang memuaskan saya pikir menjadi hal yang wajar saja
mengingat budget terbang dengan maskapai ini ya boleh dibilang murah. Saya yah
terima terima saja.
Jika pesawat
ini mau memperbaiki masalah delay yang luar biasa sangat mengganggu penmpang
dan benar benar merugikan konsumen mungkin di kesempatan lain saya akan
mempertimbangkan untuk terbang kemana mana dengan Maskapai ini. Saat ini sih, maskapai ini masih bukan pilihan
pertama saya. Kadang-kadang aja kalo lagi cekak...hahahah
Kamu yang pernah terbang dengan Lion Air, punya cerita gak?. kalau ada, share yuk di komen dibawah!!
previous article
Posting Lebih Baru
Apakah Penerbangan Lion Air ke Jeddah tidak full service??tidak dapat makan minum??
BalasHapusTrmksh