Follow Me

Selasa, 03 Mei 2016

Pengalaman Terbang Dengan Lion Air

Lion Air yang sedang parkir
Selain terbang dengan maskapai sekelas Garuda Indonesia. Saya sebenarnya tidak anti terbang dengan maskapai-maskapai low cost atau berbudget rendah. Intinya saat saya terbang selalu menyesuaikan dengan kondisi keuangan. Saat lagi ada rezeki meskipun tidak banyak dan saya harus traveling dan keliling kemana mana saya usahakan selalu mengecek harga tiket. Bila dalam satu kesempatan saat mau memesan tiket harga penerbangan antara maskapai A dengan Garuda Indonesia hanya berbeda 100.000-an. Saya memilih untuk naik Garuda Indonesia.
Apabila ternyata selisih di atas 150-an. Saya mau tidak mau terpaksa naik penerbangan yang lebih murah meriah. Yang penting sampai. Masalah si maskapai begini dan begitu, itu nanti saja. Lion Air ini menjadi pilihan berikutnya kalau mau terbang. Biasanya karena rutenya banyak dan harga kadang-kadang bisa lebih murah dari Garuda Indonesia (Baca Juga : Pengalaman Terbang Dengan Garuda Indonesia)

Lion Air : “Lion Air Mohon Maaf Atas Keterlambatan Ini”

Lion Air yang sedang parkir di Bandara Halu Oleo Kendari

Maskapai yang sering sekali jadi pelabuhan terakhir saya untuk terbang adalah Lion Air. Pengalaman terbang dengan maskapai ini sebenarnya biasa-biasa saja. Tidak ada yang menarik menurut saya. Banyak berita di luar yang mengatakan bahwa maskapai ini sering telat. Ya harus diakui sih memang maskapai ini sering sekali telat. Telat 30 menit sih mugkin biasa, telat sampai 2 jam itu yang luar biasa.
Saat harus terbang dengan connecting flight saya selalu was-was dengan maskapai ini. Setiap saya turun di sebuah bandara maka saya akan coba mengamati saat turun apakah di gerbang yang sering dipakai Lion Air untuk menaikan penumpang apakah ada kotakan nasi atau snack Lion Air. Kalau ada berarti ada ciri-ciri pesawat akan delay.  Kalau sudah dikasih nasi kotakan, jangan harap delay-nya akan 30 menitan. Beberapa kali saya harus merasakan suara “kedisiplinan” saya di bungkam hanya dengan nasi kotakan atau ucapan “Lion Air mohon maaf atas keterlambatan ini” .
Itulah mengapa saat akan naik maskapai ini biasanya saya akan melihat kondisi perjalanan saya. Apabila perjalanan ini membutuhkan waktu saya untuk tepat waktu maka saya lebih memilih naik maskapai penerbangan lain. Kalau masih boleh dikatakan nyantai, maka Lion Air jadi pilihan yang bagus.
Misalnya pada tanggal 13 Desember 2015 kemarin saya sudah memesan tiket dengan tujuan Jogjakarta ke Makassar. Saat itu harga tiket luar biasa mahal. Tiket Garuda dengan tujuan yang sama berharga nyaris sejuta lebih. Kebetulan saya dapat tiket Lion di harga 750.000-an jadilah saya ambil. Penerbangan Lion ke Makassar dari Jogja sendiri ada pada pukul 16:00. Saya piker masih aman karena jam 10:00 malam saya sudah harus check in untuk terbang lagi. Ternyata pas check-in pada pukul 14:00 diumumin kalau penerbangan saya yang awalnya jam 4 akan delay sekitar 2 jam.
Jadilah saya bahagia sekali karena dengan demikian saya masih bisa keluar bandara menghabiskan dua jam berharga ketimbang saya harus menunggu lama di Makassar.

Lion Air : Situ Yang Telat Gua Yang Ditinggal

Online Ticket penerbangan dengan Lion Air

Januari Tahun 2014, Alhamdulillah saya beruntung diberikan umur panjang oleh Allah SWT. Saya diberikan nikmat yang luar biasa dengan dipanggil untuk mengunjungi tanah suci. Pengalaman ke tanah suci ini nanti akan saya ceritakan pada kesempatan yang lain dan tulisan yang lain.
Intinya saat mencari travel untuk panggilan mulia ini saya mencoba untuk memperhitungkan kondisi keuangan. Akhirnya saya memilih paket penerbangan dengan Lion Air dan satu kamar berempat. Penerbangan berangkat ke tanah suci dengan Lion Air lancer lancar saja. Pulang dari tanah suci dengan maskapai yang sama. Ujian datang dari Allah untuk saya.
Saat sudah naik ke atas pesawat. Kami ternyata batal berangkat kaena saat itu ternyata ada kerusakan mesin. Saat itu kami terjebak dalam pesawat nyaris hampir empat jam. Oke, saat itu saya mulai was-was karena setibanya di Soekarno Hatta saya harus melajutkan penerbangan dengan maskapai yang sama pada pukul 13:00. Saya berfikir baik saja bahwa semuanya akan baik baik saja.
Kami tiba di Jakarta kurang lebih sekitar pukul 10:30. Setelah kemudian menyelesaikan urusan imigrasi dan lain sebagainya kami langsung di antar oleh bus Travel Agent ke terminal domestic. Ada beberapa orang di dalam bus karena beberapa lainnya akan menuju ke Balikpapan, Lampung dsb. Hanya saya sendiri penumpang ke Jogja.
Saat memasuki counter check inilah kesabaran saya di uji.  Soalnya kami tiba check ini jam 13:00 waktu pesawat sudah akan berangkat. Diantar oleh salah seorang wakil dari travel agents ia membantu saya untuk melakukan check in. Harap dicatat bahwa tiket pesawat Lion Air Jakarta Jogja ini sudah dipesan sekian lama bersamaan dengan pembayaran seluruh pelunasan biaya umroh.
Sesampai di kantor check in Lion Air. Saat itulah saya mendengar keributan antara si petugas Travel Agents dan orang di counter Check in.
“Kok bisa udah berangkat, kami juga telat karena penerbangan dari Jeddah ke Jakarta telat hamper empat jam. Tanggung jawab kalian dimana.?” Kata si Orang Travel.
“Maaf pak, pesawatnya sudah penuh.” Ujar si Mas-nya orang Lion Air.
“Bagaimana bisa penuh, tiket ini udah di bayar jauh hari. Bagaimana bisa penuh. Harusnya kalian tanggung jawab.”
Saya memang saat itu meminta kepada pihak travel agent agar saat kembali ke Indonesia untuk segera menerbangkan saya ke Jogja. Hal itu dikarenakan saya harus konsultasi dengan dokter bedah untuk persiapan operasi. Dan si dokter ini hanya praktek seminggu sekalli. Padahal jadwal cuti saya terbatas.
Alhasil perdebatan masalah pesawat Lion Air yang sudah berangkat ini tidak selesai. Meski si pihak Travel Agents sudah mencak mencak dan bahkan marah marah di kantor ruang Lion Air, penanggung jawabnya pun tak bisa apa-apa.
Akhirnya penerbangan saya ke Jogjakarta diganti pada pukul 17:00. Saat itu saya Cuma mencoba bersabar sembari kadang mengumpat “Situ yang telat, gua yang ditinggal.”

Lion Air : Penerbangan Enak Tapi Monoton

Penumpang berjejal menunggu di Pintu 5 Bandara Sultan Hasanuddin karena Lion Air Terlambat
Penumpang berjejal menunggu di Pintu 5 Bandara Sultan Hasanuddin karena Lion Air Terlambat


Terbang dengan Lion Air boleh dikata cukuplah enak. Mereka punya banyak armada yang baru baru. Sehingga menurut saya terkesan lebih baik dan sedikit lebih nyaman meskipun kemudian banyak cerita cerita aneh dari banyak penumpang mulai dari cerita seorang penumpang dari Denpasar yang sudah terbang kemudian harus kembali ke Denpasar karena ternyata pintu tidak terkunci sempurna dan banyak cerita lain lagi tentang Lion Air.
Dengan maskapai baru, sudah jelas kita mendapatkan kursi baru juga. Sayang, kursi Lion air init k senyaman dengan Garuda. Jarak satu kursi dengan lain terlalu sempit sehingga jika duduk di dekat lorong, siap-siapa saja tuh digangguin dengan orang yang bolak balik mau kencing.
Meskipun dalam urusan pramugari maskapai yang identik dengan warna merah dan putih ini lebih muda dan lebih fresh namun jika dibandingkan dengan pramugari Garuda saya piker mereka mesti lebih banyak belajar. Menurut saya pramugari maskapai Lion Air ini masih kuranng dalam pelayanan. Coba bayangin lagi mencari tempat duduk kemudian disuruh cepat cepat oleh sang Praugari.
“Duduk dulu pak, bagasinya nanti aja.”
Mending dibantuin, nah ini meeka Cuma ngeliat doang.
Terbang dengan Lion Air juga siap siap harus bosan dah. Apalagi untuk penerbangan rute panjang. Pasalnya, Lion Air tak menyediakan makanan, tak ada hiburan, majalah mereka Lion Magz juga kurang oke menurut saya. Makanya kalau rute lama saran saya adalah anda mesti beli makan dan minum sendiri ketimbang nanti anda kelaparan di atas awan.
Udah tak menyediakan makanan ditambah lagi ada pramugari jualan di tengah perjalanan. Kapan lagi coba terbang sembari berasa di Mall.

Lion Air : Paling Sering Buat Penumpang Adu Mulut

Penumpang adu mulut dengan pihak Lion Air karena Lion Air tak kunjung terbang sejak pagi
Penumpang adu mulut dengan pihak Lion Air karena Lion Air tak kunjung terbang sejak pagi

Beberapa kali saya mendengar di beberapa daerah dimana para penumpang beradu mulut dengan pihak Lion Air gara gara masalah jadwal yang delay berjam-jam tanpa kepastian. Saya berfikir itu merupakan satu hal yang mungkin di lebih-lebihkan sampai kemudian saya sendiri melihat kondisi tersebut dengan mata kepala saya sendiri. Saat itu saya berangkat dari Kendari ke Makassar tanggal 24 Oktober 2015 dan Indonesia lagi krisis asap akibat kebakaran hutan dimana-mana.
Ternyata saat itu Bandara Udara Halu Oleo Kendari dipenuhi sesak dengan penumpang Lion Air. Usut punya usut setelah saya bertanya kesalah satu calon penumpang maskapai ini dikatakan bahwa semenjak pagi tidak ada penerbangan lior yag terbang ke Makassar. Jadilah penumpang menumpuk di Bandara.
Alasan utama dari tidak adanya penerbangan Lion yang singgah di Kendari adalah karena jarak pandang sangat pendek. Hal ini membuat pesawat tidak bisa mendarat sesuai UU Penerbangan. Nah ternyata jam setengah lima sore pesawat Garuda Indonesia berhasil mendarat. Sontak mendaratnya burung besi dari maskapai terbesar di Indonesia ini membuat calon penumpang Lion Air kesal dan segera keriuhan di bandara memuncak dengan adu mulut. Sementara saya sendiri bye-bye lanjut ke Makassar.

Kesan Terbang Dengan Lion Air


Kesan terbang dengan Lion Air sebenarnya sih selama ini bagus bagus saja. Masalah pelayanan yang menurut saya kurang memuaskan saya pikir menjadi hal yang wajar saja mengingat budget terbang dengan maskapai ini ya boleh dibilang murah. Saya yah terima terima saja.

Jika pesawat ini mau memperbaiki masalah delay yang luar biasa sangat mengganggu penmpang dan benar benar merugikan konsumen mungkin di kesempatan lain saya akan mempertimbangkan untuk terbang kemana mana dengan Maskapai ini. Saat ini sih, maskapai ini masih bukan pilihan pertama saya. Kadang-kadang aja kalo lagi cekak...hahahah

Kamu yang pernah terbang dengan Lion Air, punya cerita gak?. kalau ada, share yuk di komen dibawah!!

previous article
Posting Lebih Baru
next article
Posting Lama



  1. Apakah Penerbangan Lion Air ke Jeddah tidak full service??tidak dapat makan minum??
    Trmksh

    BalasHapus

Nama

Email *

Pesan *