Follow Me

Rabu, 04 Mei 2016

Mengejar Mas Garuda : Kejarlah Daku, Tas Kau Tinggal

Pesawat Garuda Sedang Parkir Di Bandara
Pesawat Garuda Sedang Parkir Di Bandara

Kamu hendak naik pesawat A, pesawat A delay, padahal satu setengah jam dari jadwal seharusnya si Pesawat A tiba di Bandara tujuanmu, kamu harus kembali terbang dengan pesawat B. Padahal Pesawat A delaynya satu setengah jam?. Terus kamu kudu piye?. Simak kisahnya di Traveliling.com.

14 Desember 2015

Baru tiba di Tembagapura, Timika, Papua, saya langsung mencoba mencari tiket untuk kepulangan saya. Karena akhir tahun, saya mencoa reservasi agar mendapatkan kursi. Maklum, isu yang saya dapat mengatakan bahwa di akhir tahun banyak sekali karyawan Freeport yang akan terbang ke luar Tembagapura untuk menikmati liburan. Kebetulan pas juga dengan jadwal libur anak-anak sekolahan di sini. Daripada kehabisan mending pesan lebih awal.
Alhamdulillah, setelah beberapa kali menelepon. Akhirnya diangkat juga oleh orang travelnya. Semua lancar. Segera saya memesan tiket untuk penerbangan tanggal 17 Januari 2016. Alhamdulilah ada. Kode booking diberikan, langsung bayar tiket dan dapatlah tiketnya.

2 Januari 2016

Sehari setelah tahun baru yang sepi datang. Setelah puas berjalan-jalan kesana kemari, saya baru ingat jika saya belum reservasi tiket penerbangan lanjutan dari Makassar ke Kendari. Rencana memang saya akan menghabiskan beberapa hari di Kendari untuk travelling sekalian mengunjungi keluarga.
Seharian saya habiskan mencari tiket di Traveloka. Butuh banyak pertimbangan bagi saya untuk memilih tiket. Penerbangan dari Timika ke Makassar berlangsung selama 2.5 jam. Pesawat berangkat dari Timika ke Makassar pukul 11:00 WIT dan tiba pukul 13:00 WITA. Melihat hal ini saya memiliki beberapa alternative terbang.
  Garuda Indonesia : Pesawat ini terbang dari Makassar-Kendari pada pukul 14:15. Ini berarti saya masih punya waktu dan kesempatan selama satu jam 15 menit untuk bisa mengejar pesawat ini.
  Sriwijaya Air : Pesawat ini terbang dari Makassar-Kendari relative sama denga maskapai Garuda Indonesia yakni pada pukul 14:15 waktu setempat. Secara harga jauh lebih murah dengan service sedikit di bawah maskapai Garuda.
  Lion Air : Pesawat ini terbang dari Makassar-Kendari cukup banyak frekuensinya. Namun yang mendekati dengan ketibaan saya di Makassar adalah JT 994 pada pukul 15:30. Ada waktu 2jam 30 menit untuk menunggu pesawat.
Setelah menimbang, memikirkan dan memutuskan akhirnya saya mengambil opsi pertama yakni Garuda Indonesia. Lumayan-lah dapat tiket seharga 750.000-an padahal Sriwijaya dan Lion hanya berada di kisaran 250- 350 ribuan.
Pertimbangan saya adalah saya malas menunggu lama di bandara. Kalau sudah menuggu di Bandara berarti harus siap-siap keluar uang banyak untuk nongkrong di Starbucks, beli oleh oleh lah, inilah, itulah. Saya berharap bahwa setibanya di Sultan Hasanuddin saya sudah langsung berangkat.
Satu harapan saya “Ya Allah, semoga pesawat Airfatnya tidak telat”

16 Januari 2016

Sampai h-1 keberangkatan semuanya aman. Tidak ada sms dari Airfast bahwa ada delay keberangkatan. Sesuai schedule berate seharusnya saya bisa tiba jam 1.
Sambil menunggu keberangkatan esok hari, siangnya pukul 16:00 WIT saya melakukan check-in melalui website Garuda Indonesia. Bukannya apa, untuk mengantisipasi saja bahwa siapa yang tahu ada delay delay 15 menitan karena nunggu menumpang, nunggu landasan pacu kosong karena traffic lagi tinggi dan delay delay gak penting lainnya. Setidaknya saya sudah check in dan dapat nomer kursi.

17 Januari 2016 - Timika


Pesawat Airfast Bersiap Untuk Berangkat dari Bandara Mozes Kilangin Timika Papua
Pesawat Airfast Bersiap Untuk Berangkat dari Bandara Mozes Kilangin Timika Papua

Cuaca buruk di pagi hari tanggal 17 Januari 2016. Terpaksa kami meninggalkan Tembagapura ke Timika menggunakan jalur darat dengan bis, padahal sudah berharap bisa terbang dengan Chopper.
Setelah mengambil tas di terminal kedatangan, saya segera menuju terminal keberangkatan. Penumpang sesak dan ramai, karena pada pukul 10:30 sampai dengan 11:30 setidaknya ada tiga pesawat yang siap lepas landas.
Sekalinya nunjukkin tiket ke petugas, si bapak bilang :
“Pesawatnya delay jadi counter check in belum buka untuk pesawat ini.”
Kepala saya seperti dihujani hujan batu dari langit…
“Jam berapa berangkatnya pak.” Kataku pura pura tenang.
“Jam 12:30, pesawat yang dari Manado belum datang.” Jawabnya.
Aku langsung mual, badan serasa diserang demam mendadak. Bukannya apa, kalau si pesawat berangkat pukul 12:30 WIT berarti tiba di Makassar jam 14:30 dan si Garuda sudah akan berangkat. Otomatis tiket saya harus dialikan ke-esokan harinya dan saya harus nginap di Makassar. Uang lagi buat bayar hotel.
Setelah bisa check in dan Tanya petugas check in bahwa jamnya belum berubah dan masih direncanakan berangkat pukul 12:30 saya langsung masuk ke ruang keberangkatan.
Badan saya agak lemas, saya coba ke pihak Garuda di Bandara. Tidak ada hasil, masih seperti yang saya pikirkan.
“Kalau telat apalagi ini bukan connecting flight Garuda, maka tiket bisa diubah keesokan harinya tapi tambah biaya 25% dari harga tiket.”
Kesel gak lu…
Saya kemudian mengusahakan untuk menelepon customer service Garuda Indonesia. Dua kali menelepon baru yang kedua di angkat. Saya masih ingat di awal nelpon masih memiliki pulsa di handphone saya sekitar 170 ribu dan setelah menelepon hanya tersisa 4150.
Jawaban apa yang saya dapat?. Sama seperti di counter yang tadi. Intinya bukan salah mereka dan bisa di ubah ke jadwal lain tapi harus menambah 25% sebagai biaya no-show. Ok saya mengerti. Check-in saya sehari sebelumnya tidak saya batalkan, jika memang saya tiba di bandara pesawat sudah berangkat maka saya bisa langsung melapor ke pihak Garuda dan merencanakan penerbangan saya berikutnya kapan.
Sambil menunggu keberangkatan, saya mencoba mengecek harga hotel di Makassar. Wow, Sahid Jaya Makassar hanya seharga 391.000-an. Oke, Fix kalaupun nanti saya harus bermalam tidak mengapa yang penting bisa nginap di Sahid, hahahaha. Lumayan kan bisa review hotel ini buat nge-blog.
Tak dinyana tak diduga, 11:45 kami diumumkan untuk terbang. Oke, nampaknya masih ada kabar gembira bagi saya. Allah mendengar doa saya. Hampir satu jam lebih saya hanya berdoa dalam hati dan meminta diberikan kabar gembira. Apapun itu.
12:15, akhirnya kami berangkat dari Timika-Makassar.

17 Januari 2016 – Makassar


Penampakan si Orange, tas yang setia menemani selama Traveling
Penampakan si Orange, tas yang setia menemani selama Traveling
“Saat ini kita berada di ketinggiaan 34.000 kaki dan sebentar lagi kita akan segera menurunkan ketinggian. Waktu terbang ke Makassar sekitar 25 menit lagi.” Begitu pesan sang pilot.
Saya langsung terbangun. Mengecek jam tangan. Sudah pukul 13:15 waktu Makassar. Kalau 25 menit lagi berarti tibanya pukul 13:45. Belum lagi acara parkir pesawat, menunggu pintu pesawat dibuka. Plus perjalanan dari landasan ke terminal keberangkatan di Bandara. Paling tiba jam 14:00. Ini berarti saya telat. Karena pengumuman dari Garuda bahwa penumpang di antar ke pesawat jam 14:00 dan akan berangkat 14:15.
Semakin was-was dan juga dag dig dug serrr gimana gitu.
Waktu berjalan seperti cepat sekali. Pesawat Aifast Indonesia ini mendarat sekitar pukul 13:50. Saya semakin deg-degan. Dalam hati terus berdoa bahwa apapun Allah bisa berkehendak. Kalau itu memang sudah rejekinya akan naik pesawat tersebut hari ini maka pasti akan naik. Jika tidak, Allah punya jalan lain yang lebih baik.
Setelah mendarat dan pesawat parkir. Saya lekas menyalakan handhone. Ini untuk mengantisipasi ada pihak dari Garuda yang menelepon. Segera saya ambil tas punggung dan berlari keluar menuruni tangga pesawat menuju shuttle bus yang akan membawa kami ke Terminal kedatangan.
Moral of the story disini adalah gak usah buru-buru keluar. Karena toh akhirnya saya juga harus menunggu sekitar 5 menitan agar bus penuh dengan penumpang yang turun.
Tiba di di gedung utama bandara Sultan Hasanuddin, saya langsung melapor ke bagian pindah pesawat PT Garuda Indonesia.
“Mbak, saya sudah check in secara online untuk penerbangan Garuda Indonesia dengan rute penerbangan Makassar-Kendari. Saya harus gimana sekarang.?” Laporku ke salah satu petugas.
“Mas, pesawat Makassar-Kendari sudah mau berangkat. Sebentar saya Tanya orang di pintu keberangkatan.” Jawabnya.
Saya langsung harap-harap cemas, semoga masih ada berita baik.
“Tinggal mas yang ditunggu, segera ke pintu keberangkatan nomer  1. Ini saya printkan dulu tiketnya. Ada bagasi Mas,?”. Tanya si mbaknya.
“Bagasinya saya tinggal aja, yang penting berangkat dulu.”
Agak sedih sebenarnya melepas “si orange”, tapi ya sudahlah dibanding saya harus keluar uang lagi hampir 500 ribu untuk membayar hotel dan juga membayar denda no-show.
Saya dan mbak dari Garuda Indonesia berlari melewati tempat pemeriksaan lalu menaiki tangga dan berlari lari ke pintu keberangkatan nomer satu. Dan ternyata benar saja. Hanya tinggal saya ditunggu.
Sebuah mobil Luxio yang sudah dimodifikasi dengan lambang garuda Indonesia sudah menunggu saya. Saya menjadi satu-satunya penumpang yang tersisa. Setelah itu kemudian di bawa ke pesawat tempat Garuda Indonesia sedang parkir dan bersiap untuk terbang.
Ternyata oh ternyata, pesawat Garuda Indonesia tujuan Makassar-Kendari ini tepat parker disamping pesawat Airfast yang tadi saya tumpangi.
Saat naik ke pesawat ternyata pesawat sedang bersiap untuk terbang. Para pramugari sedang menghitung jumlah penumpang secara keseluruhan. Untunglah saya tidak terlambat. Tapi tetap saja saya masih ternyiang-nyiang dan belum rela ninggalin si Orange kedinginan sendiri #Apaan sih.

Moral of The Story Traveling Kali Ini

Dari cerita di atas yang panjang lebar, ada pelajaran yang bisa kita ambil :
  Usahakan untuk memberikan spare waktu 3 jam antara satu penerbangan dengan penerbangan lain, tujuannya agar kita bisa lebih leluasa menenangkan diri. Maskapai yang tidak pernah telatpun sekali waktu bisa telat dan bisa jadi anda yang kena getahnya.
  Usahakan jika anda mencari connecting flight, carilah maskapai yang sama jangan yang berbeda, agar si Maskapai mau bertanggung jawab jika terjadi delay dan sebagainya.
  Traveling itu pilihan, jika anda harus merasakan kasus yang serupa. Cobalah untuk berhitung cepat. Ada yang harus dikorbankan. Contoh disini adalah saya harus mengorbankan tidak menunggu tas yang saya bagasikan karena jika saya harus menunggu maka saya akan ketinggalan pesawat. Tertinggal peswat berarti harus membayar hotel dan denda penggantian penerbangan yang mana harganya seharga tiket pesawat jika dihitung-hitung.
  Jika anda mengalami hal ini, anda harus yakin serta menyerahkan semuanya ini kepada Allah SWT atau Tuhan yang Maha Esa. Bukankah segala sesuatu itu sudah dalam garis yang ia tetapkan. (Padahal saya stress sendiri..hahahaha)

Selamat Travelling dan Selamat Keliling. Salam Traveliling. Kalau ada punya cerita yang lebih parah, jangan lupa share di bawah ya!!!.
previous article
Posting Lebih Baru
next article
Posting Lama



Posting Komentar

Nama

Email *

Pesan *