Pesawat Garuda Sedang Parkir Di Bandara |
14 Desember 2015
Baru tiba di
Tembagapura, Timika, Papua, saya langsung mencoba mencari tiket untuk
kepulangan saya. Karena akhir tahun, saya mencoa reservasi agar mendapatkan
kursi. Maklum, isu yang saya dapat mengatakan bahwa di akhir tahun banyak
sekali karyawan Freeport yang akan terbang ke luar Tembagapura untuk menikmati
liburan. Kebetulan pas juga dengan jadwal libur anak-anak sekolahan di sini.
Daripada kehabisan mending pesan lebih awal.
Alhamdulillah,
setelah beberapa kali menelepon. Akhirnya diangkat juga oleh orang travelnya. Semua lancar. Segera saya memesan tiket
untuk penerbangan tanggal 17 Januari 2016. Alhamdulilah ada. Kode booking
diberikan, langsung bayar tiket dan dapatlah tiketnya.
2 Januari 2016
Sehari setelah
tahun baru yang sepi datang. Setelah puas berjalan-jalan kesana kemari, saya
baru ingat jika saya belum reservasi tiket penerbangan lanjutan dari Makassar
ke Kendari. Rencana memang saya akan menghabiskan beberapa hari di Kendari
untuk travelling sekalian mengunjungi keluarga.
Seharian saya
habiskan mencari tiket di Traveloka. Butuh banyak pertimbangan bagi saya untuk
memilih tiket. Penerbangan dari Timika ke Makassar berlangsung selama 2.5 jam.
Pesawat berangkat dari Timika ke Makassar pukul 11:00 WIT dan tiba pukul 13:00
WITA. Melihat hal ini saya memiliki beberapa alternative terbang.
• Garuda Indonesia : Pesawat ini terbang
dari Makassar-Kendari pada pukul 14:15. Ini berarti saya masih punya
waktu dan kesempatan selama satu jam 15 menit untuk bisa mengejar pesawat ini.
• Sriwijaya
Air : Pesawat ini terbang dari Makassar-Kendari relative sama denga maskapai
Garuda Indonesia yakni pada pukul 14:15 waktu setempat. Secara harga jauh lebih
murah dengan service sedikit di bawah maskapai Garuda.
• Lion
Air : Pesawat ini terbang dari Makassar-Kendari cukup banyak frekuensinya.
Namun yang mendekati dengan ketibaan saya di Makassar adalah JT 994 pada pukul
15:30. Ada waktu 2jam 30 menit untuk menunggu pesawat.
Setelah
menimbang, memikirkan dan memutuskan akhirnya saya mengambil opsi pertama yakni
Garuda Indonesia. Lumayan-lah dapat tiket seharga 750.000-an padahal Sriwijaya
dan Lion hanya berada di kisaran 250- 350 ribuan.
Pertimbangan saya adalah saya malas menunggu lama
di bandara. Kalau sudah menuggu di Bandara berarti harus siap-siap keluar uang
banyak untuk nongkrong di Starbucks, beli oleh oleh lah, inilah, itulah. Saya
berharap bahwa setibanya di Sultan Hasanuddin saya sudah langsung berangkat.
Satu harapan saya “Ya Allah, semoga pesawat
Airfatnya tidak telat”
16 Januari 2016
Sampai h-1 keberangkatan semuanya aman. Tidak ada
sms dari Airfast bahwa ada delay keberangkatan. Sesuai schedule berate
seharusnya saya bisa tiba jam 1.
Sambil menunggu keberangkatan esok hari, siangnya
pukul 16:00 WIT saya melakukan check-in melalui website Garuda Indonesia.
Bukannya apa, untuk mengantisipasi saja bahwa siapa yang tahu ada delay delay
15 menitan karena nunggu menumpang, nunggu landasan pacu kosong karena traffic
lagi tinggi dan delay delay gak penting lainnya. Setidaknya saya sudah check in
dan dapat nomer kursi.
17 Januari 2016 - Timika
Pesawat Airfast Bersiap Untuk Berangkat dari Bandara Mozes Kilangin Timika Papua |
Cuaca buruk di pagi hari tanggal 17 Januari 2016.
Terpaksa kami meninggalkan Tembagapura ke Timika menggunakan jalur darat dengan
bis, padahal sudah berharap bisa terbang dengan Chopper.
Setelah mengambil tas di terminal kedatangan, saya
segera menuju terminal keberangkatan. Penumpang sesak dan ramai, karena pada
pukul 10:30 sampai dengan 11:30 setidaknya ada tiga pesawat yang siap lepas
landas.
Sekalinya nunjukkin tiket ke petugas, si bapak
bilang :
“Pesawatnya delay
jadi counter check in belum buka untuk pesawat ini.”
Kepala saya seperti dihujani hujan batu dari
langit…
“Jam berapa berangkatnya pak.” Kataku pura pura
tenang.
“Jam 12:30, pesawat yang dari Manado belum
datang.” Jawabnya.
Aku langsung mual, badan serasa diserang demam
mendadak. Bukannya apa, kalau si pesawat berangkat pukul 12:30 WIT berarti tiba
di Makassar jam 14:30 dan si Garuda sudah akan berangkat. Otomatis tiket saya
harus dialikan ke-esokan harinya dan saya harus nginap di Makassar. Uang lagi
buat bayar hotel.
Setelah bisa check in dan Tanya petugas check in
bahwa jamnya belum berubah dan masih direncanakan berangkat pukul 12:30 saya
langsung masuk ke ruang keberangkatan.
Badan saya agak lemas, saya coba ke pihak Garuda
di Bandara. Tidak ada hasil, masih seperti yang saya pikirkan.
“Kalau telat apalagi ini bukan connecting flight
Garuda, maka tiket bisa diubah keesokan harinya tapi tambah biaya 25% dari
harga tiket.”
Kesel
gak lu…
Saya kemudian mengusahakan untuk menelepon
customer service Garuda Indonesia. Dua kali menelepon baru yang kedua di
angkat. Saya masih ingat di awal nelpon masih memiliki pulsa di handphone saya
sekitar 170 ribu dan setelah menelepon hanya tersisa 4150.
Jawaban apa yang saya dapat?. Sama seperti di
counter yang tadi. Intinya bukan salah mereka dan bisa di ubah ke jadwal lain
tapi harus menambah 25% sebagai biaya no-show. Ok saya mengerti. Check-in saya
sehari sebelumnya tidak saya batalkan, jika memang saya tiba di bandara pesawat
sudah berangkat maka saya bisa langsung melapor ke pihak Garuda dan
merencanakan penerbangan saya berikutnya kapan.
Sambil menunggu keberangkatan, saya mencoba
mengecek harga hotel di Makassar. Wow, Sahid Jaya Makassar hanya seharga
391.000-an. Oke, Fix kalaupun nanti saya harus bermalam tidak mengapa yang
penting bisa nginap di Sahid, hahahaha. Lumayan kan bisa review hotel ini buat
nge-blog.
Tak dinyana tak diduga, 11:45 kami diumumkan untuk
terbang. Oke, nampaknya masih ada kabar gembira bagi saya. Allah mendengar doa
saya. Hampir satu jam lebih saya hanya berdoa dalam hati dan meminta diberikan
kabar gembira. Apapun itu.
12:15, akhirnya kami berangkat dari
Timika-Makassar.
17 Januari 2016 – Makassar
Penampakan si Orange, tas yang setia menemani selama Traveling |
“Saat ini kita berada di ketinggiaan 34.000 kaki
dan sebentar lagi kita akan segera menurunkan ketinggian. Waktu terbang ke
Makassar sekitar 25 menit lagi.” Begitu pesan sang pilot.
Saya langsung terbangun. Mengecek jam tangan.
Sudah pukul 13:15 waktu Makassar. Kalau 25 menit lagi berarti tibanya pukul
13:45. Belum lagi acara parkir pesawat, menunggu pintu pesawat dibuka. Plus
perjalanan dari landasan ke terminal keberangkatan di Bandara. Paling tiba jam
14:00. Ini berarti saya telat. Karena pengumuman dari Garuda bahwa penumpang di
antar ke pesawat jam 14:00 dan akan berangkat 14:15.
Semakin was-was dan juga dag dig dug serrr gimana
gitu.
Waktu berjalan seperti cepat sekali. Pesawat
Aifast Indonesia ini mendarat sekitar pukul 13:50. Saya semakin deg-degan.
Dalam hati terus berdoa bahwa apapun Allah bisa berkehendak. Kalau itu memang
sudah rejekinya akan naik pesawat tersebut hari ini maka pasti akan naik. Jika
tidak, Allah punya jalan lain yang lebih baik.
Setelah mendarat dan pesawat parkir. Saya lekas
menyalakan handhone. Ini untuk mengantisipasi ada pihak dari Garuda yang
menelepon. Segera saya ambil tas punggung dan berlari keluar menuruni tangga
pesawat menuju shuttle bus yang akan membawa kami ke Terminal kedatangan.
Moral of the
story disini adalah gak usah buru-buru keluar. Karena toh akhirnya saya juga
harus menunggu sekitar 5 menitan agar bus penuh dengan penumpang yang turun.
Tiba di di gedung
utama bandara Sultan Hasanuddin, saya langsung melapor ke bagian pindah pesawat
PT Garuda Indonesia.
“Mbak, saya sudah
check in secara online untuk penerbangan Garuda Indonesia dengan rute
penerbangan Makassar-Kendari. Saya harus gimana sekarang.?” Laporku ke salah satu petugas.
“Mas, pesawat Makassar-Kendari sudah mau
berangkat. Sebentar saya Tanya orang di pintu keberangkatan.” Jawabnya.
Saya langsung harap-harap cemas, semoga masih ada
berita baik.
“Tinggal mas yang ditunggu, segera ke pintu
keberangkatan nomer 1. Ini saya printkan
dulu tiketnya. Ada bagasi Mas,?”. Tanya si mbaknya.
“Bagasinya saya
tinggal aja, yang penting berangkat dulu.”
Agak sedih
sebenarnya melepas “si orange”, tapi ya sudahlah dibanding saya harus keluar
uang lagi hampir 500 ribu untuk membayar hotel dan juga membayar denda no-show.
Saya dan mbak
dari Garuda Indonesia berlari melewati tempat pemeriksaan lalu menaiki tangga
dan berlari lari ke pintu keberangkatan nomer satu. Dan ternyata benar saja.
Hanya tinggal saya ditunggu.
Sebuah mobil
Luxio yang sudah dimodifikasi dengan lambang garuda Indonesia sudah menunggu
saya. Saya menjadi satu-satunya penumpang yang tersisa. Setelah itu kemudian di
bawa ke pesawat tempat Garuda Indonesia sedang parkir dan bersiap untuk
terbang.
Ternyata oh
ternyata, pesawat Garuda Indonesia tujuan Makassar-Kendari ini tepat parker
disamping pesawat Airfast yang tadi saya tumpangi.
Saat naik ke
pesawat ternyata pesawat sedang bersiap untuk terbang. Para pramugari sedang
menghitung jumlah penumpang secara keseluruhan. Untunglah saya tidak terlambat.
Tapi tetap saja saya masih ternyiang-nyiang dan belum rela ninggalin si Orange
kedinginan sendiri #Apaan sih.
Moral of The Story Traveling Kali Ini
Dari cerita di atas yang panjang lebar, ada
pelajaran yang bisa kita ambil :
• Usahakan untuk memberikan spare waktu 3
jam antara satu penerbangan dengan penerbangan lain, tujuannya agar kita bisa
lebih leluasa menenangkan diri. Maskapai yang tidak pernah telatpun
sekali waktu bisa telat dan bisa jadi anda yang kena getahnya.
• Usahakan
jika anda mencari connecting flight, carilah maskapai yang sama jangan yang
berbeda, agar si Maskapai mau bertanggung jawab jika terjadi delay dan
sebagainya.
•
Traveling
itu pilihan, jika anda harus merasakan kasus yang serupa. Cobalah untuk
berhitung cepat. Ada yang harus dikorbankan. Contoh disini adalah saya harus
mengorbankan tidak menunggu tas yang saya bagasikan karena jika saya harus
menunggu maka saya akan ketinggalan pesawat. Tertinggal peswat berarti harus
membayar hotel dan denda penggantian penerbangan yang mana harganya seharga
tiket pesawat jika dihitung-hitung.
•
Jika
anda mengalami hal ini, anda harus yakin serta menyerahkan semuanya ini kepada
Allah SWT atau Tuhan yang Maha Esa. Bukankah segala sesuatu itu sudah dalam
garis yang ia tetapkan. (Padahal saya stress sendiri..hahahaha)
Selamat Travelling dan Selamat Keliling. Salam
Traveliling. Kalau ada punya cerita yang lebih parah, jangan lupa share di bawah ya!!!.
previous article
Posting Lebih Baru
Tidak ada komentar
Posting Komentar