Pesawat Air Asia yang baru saja mendarat / Image by Simon Sees |
Pengalaman
terbang dengan Air Asia sampai saat ini belum cukup banyak saya lakoni. Namun
di penerbangan pertama saya dari Jogjakarta ke Kuala Lumpur pada awal tahun
2013 cukup membuat saya mengacungkan jempol dan berharap bisa terbang lagi
kemana-mana bersama dengan maskapai yang basisnya di Malaysia ini.
Sekitar bulan
Januari tahun 2013, saya memang berkesempatan untuk mengunjungi Malaysia dan
Singapura. Mengunjungi dua negara tetangga ini memang jadi awal pertama kali
saya mengunjungi luar negeri dan mulai mencintai travelling. Pertama kali ke dua negara serumpun Indonesia ini
cukup saya rencanakan dengan matang.
Salah satunya adalah untuk urusan penerbangan. Dengan budget terbatas saya mencoba
mencari-cari penerbangan yang oke dari Jogjakarta. Dan hasilnya saya
mendapatkan sebuah tiket pulang pergi Jogjakarta-Kuala Lumpur pulang pergi
seharga di bawah sejuta.
Yang paling menarik adalah tiket pulang pergi
Jogjakarta -Kuala Lumpur- Jogjakarta saya dan teman hanya 1.5 Juta. Hal ini
cukup membuat terperanjat karena penerbangan lintas negara bisa sebegitu
murahnya ketimbang penerbangan dalam negeri sendiri. Bayangin aja, sama-sama
Indonesia tiket dari Aceh-Papua bisa menghabiskan biaya hingga 5 juta untuk
sekali jalan dan 10 juta rupiah untuk pulang pergi. Dengan uang sejumlah itu,
anda sudah bisa menginjak Eropa dengan tiket pulang pergi jika ada
promo…#Miris.
Harga Tiket Air Asia Yang Sangat Murah
Yang menarik
adalah Air Asia saat itu adalah kekurang tahuan saya dengan maskapai ini.
Mungkin saya masih bodoh saat itu. Saya pikir maskapai ini seperti
maskapai-maskapai lain yang menyediakan makanan dan bagasi untuk penumpangnya.
Ternyata dua service ini harus bayar sendiri dan diluar harga tiket yang sudah
tertera. Kalau mau dapat fasilitas lebih lengkap memang harus memesan tambahan
bagasi dan juga makanan di website resmi Air Asia. Atau coba tiket penerbangan
dengan kelas Premium Flex yang harganya bisa sampai 2.5 dari harga promo.
Balik lagi ya,
intinya saat itu saya kurang tahu masalah bagasi dan makanan. Jadilah datang ke
Adisucipto dengan nyantai. Untungnya saya hanya membawa satu tas besar berisi
laptop dan baju serta celana. Malas memang harus menenteng barang banyak karena
saya tahu bahwa saya hanya seminggu di Kuala Lumpur dan Singapura dan kebetulan
tinggal di Apartemen teman jadi bisa nginap gratis sambil nyuci.
Setelah
menunjukkan paspor dan melewati pemeriksaan yang cukup ketat barulah saya sadar
saat minuman semua dilarang masuk ke ruang tunggu. Nah, si minuman aja di ruang
tunggu terminal dilarang masuk. Ini berarti dipesawat juga sudah pasti tak
boleh ada minuman. Saat itu saya langsung tertunduk lesu karena ini berarti
saya harus menahan dahaga sepanjang 2.5 jam perjalanan.
Tiket penerbangan Airasia
Tiket penerbangan Air Asia |
Selama perjalanan, saya pikir Air Asia sudah
sangat nyaman –Diluar saya lupa memesan makanan-. Kursinya menurut saya empuk.
Karena ada fasilitas check In online maka saya bisa memilih kursi disamping
jendela di bagian belakang. Selebihnya penerbangan dengan maskapai ini cukup
enak. Hampir dua jam saya tertidur pulas di pesawat. Sempat terbangun sekali
saat pramugari berpakaian merah lewat di lorong pesawat membawakan pesanan
makan para penumpang yang memang sudah pesan online saat membeli tiket.
Harumnya makanan itu sempat membuat saya mengutuk
diri sendiri dan berjanji jika ada kesempatan lagi untuk terbang dengan
maskapai ini saya akan pesan makan sekalian.
Penerbangan sendiri berjalan asik dan menarik.
Karena pesawat ini pesawat Malaysia jadilah acara pengenalan safety di pesawat
menggunakan bahasa melayu kental dan bahasa Inggris (Gak tahu ya kalau sekarang
sudah ganti)
Penerbangan pulang dengan maskapai ini juga
menurut saya sangat baik. Meski lagi lagi saya kelaparan akut di dalam pesawat
saat pesawat membawa kami dari Kuala Lumpur ke Jogja, namun menurut saya Air
Asia nyaman tetap nyaman sebagai pilihan meskipun sempat dilanda masalah kasus
kecelakaan pesawatnya di akhir tahun 2014.
Selama penerbangan pun saya cukup terbantu dengan
para pramugari yang datang memberikan kami selembar kertas untuk diisi sebagai
bagian dari mengurus kelengkapan dan keperluan imigrasi. Alhasil saat tiba di
bandara Kuala Lumpur saat berangkat dan tiba di bandara Adi Sucipto saat
pulang, kami tidak perlu mengisi apa apa lagi sehingga bisa langsung ke bagian
Imigrasi bandara.
Sayang,
maskapai ini yang dulunya pernah terbang ke Eropa sudah tidak ada lagi.
Mudah-mudahan secepatnya maskapai ini kembali membuka rute terbang ke benua
biru.Kamu yang pernah terbang dengan Air Asia, punya cerita gak?. kalau ada, share yuk di komen dibawah!!
previous article
Posting Lebih Baru
Tidak ada komentar
Posting Komentar