Follow Me

Selasa, 03 Mei 2016

Pengalaman Terbang Dengan Air Asia

Pesawat Air Asia yang baru saja mendarat / Image by Simon Sees
Pengalaman terbang dengan Air Asia sampai saat ini belum cukup banyak saya lakoni. Namun di penerbangan pertama saya dari Jogjakarta ke Kuala Lumpur pada awal tahun 2013 cukup membuat saya mengacungkan jempol dan berharap bisa terbang lagi kemana-mana bersama dengan maskapai yang basisnya di Malaysia ini.
Sekitar bulan Januari tahun 2013, saya memang berkesempatan untuk mengunjungi Malaysia dan Singapura. Mengunjungi dua negara tetangga ini memang jadi awal pertama kali saya mengunjungi luar negeri dan mulai mencintai travelling. Pertama kali ke dua negara serumpun Indonesia ini cukup saya rencanakan dengan matang.
Salah satunya adalah untuk urusan penerbangan. Dengan budget terbatas saya mencoba mencari-cari penerbangan yang oke dari Jogjakarta. Dan hasilnya saya mendapatkan sebuah tiket pulang pergi Jogjakarta-Kuala Lumpur pulang pergi seharga di bawah sejuta. 
Yang paling menarik adalah tiket pulang pergi Jogjakarta -Kuala Lumpur- Jogjakarta saya dan teman hanya 1.5 Juta. Hal ini cukup membuat terperanjat karena penerbangan lintas negara bisa sebegitu murahnya ketimbang penerbangan dalam negeri sendiri. Bayangin aja, sama-sama Indonesia tiket dari Aceh-Papua bisa menghabiskan biaya hingga 5 juta untuk sekali jalan dan 10 juta rupiah untuk pulang pergi. Dengan uang sejumlah itu, anda sudah bisa menginjak Eropa dengan tiket pulang pergi jika ada promo…#Miris.

Harga Tiket Air Asia Yang Sangat Murah


Yang menarik adalah Air Asia saat itu adalah kekurang tahuan saya dengan maskapai ini. Mungkin saya masih bodoh saat itu. Saya pikir maskapai ini seperti maskapai-maskapai lain yang menyediakan makanan dan bagasi untuk penumpangnya. Ternyata dua service ini harus bayar sendiri dan diluar harga tiket yang sudah tertera. Kalau mau dapat fasilitas lebih lengkap memang harus memesan tambahan bagasi dan juga makanan di website resmi Air Asia. Atau coba tiket penerbangan dengan kelas Premium Flex yang harganya bisa sampai 2.5 dari harga promo.
Balik lagi ya, intinya saat itu saya kurang tahu masalah bagasi dan makanan. Jadilah datang ke Adisucipto dengan nyantai. Untungnya saya hanya membawa satu tas besar berisi laptop dan baju serta celana. Malas memang harus menenteng barang banyak karena saya tahu bahwa saya hanya seminggu di Kuala Lumpur dan Singapura dan kebetulan tinggal di Apartemen teman jadi bisa nginap gratis sambil nyuci.
Setelah menunjukkan paspor dan melewati pemeriksaan yang cukup ketat barulah saya sadar saat minuman semua dilarang masuk ke ruang tunggu. Nah, si minuman aja di ruang tunggu terminal dilarang masuk. Ini berarti dipesawat juga sudah pasti tak boleh ada minuman. Saat itu saya langsung tertunduk lesu karena ini berarti saya harus menahan dahaga sepanjang 2.5 jam perjalanan.

Tiket penerbangan Airasia

Tiket penerbangan Air Asia
Tiket penerbangan Air Asia

Selama perjalanan, saya pikir Air Asia sudah sangat nyaman –Diluar saya lupa memesan makanan-. Kursinya menurut saya empuk. Karena ada fasilitas check In online maka saya bisa memilih kursi disamping jendela di bagian belakang. Selebihnya penerbangan dengan maskapai ini cukup enak. Hampir dua jam saya tertidur pulas di pesawat. Sempat terbangun sekali saat pramugari berpakaian merah lewat di lorong pesawat membawakan pesanan makan para penumpang yang memang sudah pesan online saat membeli tiket.
Harumnya makanan itu sempat membuat saya mengutuk diri sendiri dan berjanji jika ada kesempatan lagi untuk terbang dengan maskapai ini saya akan pesan makan sekalian.
Penerbangan sendiri berjalan asik dan menarik. Karena pesawat ini pesawat Malaysia jadilah acara pengenalan safety di pesawat menggunakan bahasa melayu kental dan bahasa Inggris (Gak tahu ya kalau sekarang sudah ganti)
Penerbangan pulang dengan maskapai ini juga menurut saya sangat baik. Meski lagi lagi saya kelaparan akut di dalam pesawat saat pesawat membawa kami dari Kuala Lumpur ke Jogja, namun menurut saya Air Asia nyaman tetap nyaman sebagai pilihan meskipun sempat dilanda masalah kasus kecelakaan pesawatnya di akhir tahun 2014.
Selama penerbangan pun saya cukup terbantu dengan para pramugari yang datang memberikan kami selembar kertas untuk diisi sebagai bagian dari mengurus kelengkapan dan keperluan imigrasi. Alhasil saat tiba di bandara Kuala Lumpur saat berangkat dan tiba di bandara Adi Sucipto saat pulang, kami tidak perlu mengisi apa apa lagi sehingga bisa langsung ke bagian Imigrasi bandara.
Sayang, maskapai ini yang dulunya pernah terbang ke Eropa sudah tidak ada lagi. Mudah-mudahan secepatnya maskapai ini kembali membuka rute terbang ke benua biru.

Kamu yang pernah terbang dengan Air Asia, punya cerita gak?. kalau ada, share yuk di komen dibawah!!

previous article
Posting Lebih Baru
next article
Posting Lama



Posting Komentar

Nama

Email *

Pesan *